Rabu, 20 April 2016

Single Parent


Disaat sepasang manusia bertemu, lalu mengikat janji, harapan terbesar adalah menjalani kehidupan dengan sebaik-baiknya, tanpa harus berpisah. Atau kalapun harus berpisah, biarlah maut yang memisahkan. Setuju kan? Tapi sebagai manusia, kita memang nggak pernah bisa menyangka, mengira ataupun menebak, apa yang akan terjadi ke depannya. Semua itu adalah hal yang enggak pernah mampu terjamah oleh kita sebagai manusia, dan hanya Tuhan yang tahu skenario kehidupan kita masing-masing.

Di Jaman yang serba penuh tantangan ini, ketika kehidupan menawarkan berbagai kenikmatan, tidak sedikit dari kita terlena dengan kepuasaan sesaat. Alih alih untuk mencari suasana baru, ataupun hanya bermain-main, maka kerap kali perselingkuhan pun terjadi. Ya gimana dong, selingkuh itu indah sih! Iya, indah kalau dirasakan sesaat. Karena pada akhirnya, semua perselingkuhan akan berakibat pada hancurnya kehidupan rumah tangga. Sudah banyak kok, terjadi di sekitar kita.  Kecuali, mereka yang terlibat dengannya memutuskan untuk tobat dan kembali ke keluarganya masing-masing, dengan catatan, masih diterima dengan baik oleh pasangannya.

Pertanyaannya, apakah pernah terlintas dalam pikiran mereka bahwa status seperti ini akan disandangnya? Tentu tidak.. Kasusnya pun bervariasi. Ada yang KDRT, kematian, ada yang karena alasan ekonomi, ada yang alasan karena perselingkuhan, ada yang cuma dibuat-buat saja alasannya untuk menutupi kesalahannya, dan yang paling unik, hilangnya kesadaran pasangan karena pengaruh magic. Opsi terakhir itu. Tapi kejadian itu, memang pernah ada sih, dan bisa saja terjadi.

Seorang Single Parent harus sanggup menerima kenyataan dan harus menanggung semua beban hidup? Mendampingi anak-anak, mencari nafkah, dan hal lainnya. Belum lagi, untuk seorang single women, yang juga harus menerima judgement, plus godaan syahwat yang selalu datang menggoda. Iya, ada!
Dan untuk hal tersebut, apa lagi yang bisa dilakukan bagi seorang Single Parent? Apa yang harus dilakukan saat ingat bahwa hatinya terluka begitu dalam. Apa yang harus dilakukan saat ingat bahwa pasangannya pernah bermain hati dengan perempuan lain dan lalu meninggalkannya. Apa yang harus dilakukan saat mengetahui bahwa kematian telah memisahkan orang yang dikasihinya. Apa yang harus dilakukan saat diri merasa tak lagi punya harapan akan cinta? Kita tidak akan pernah tau, dan tidak akan pernah bisa memahami kondisi seperti itu, sampai kita sendiri mengalaminya.

Tidak ada satupun dari kita menginginkan perpisahan/ percerian. Tapi dari apa yang dipelajari pun tetap siapkan diri untuk kondisi terburuk dalam kehidupan kita, apapun itu. 
Menjadi Single Parent tidak semudah yang terlihat. Apalagi jika sudah memiliki anak. Satu sisi dia harus kuat untuk dirinya sendiri, dan satu sisi dia pun harus berdiri untuk anaknya. Tentunya… setiap perjalanan yang dilalui akan semakin penuh tantangan dan juga godaan.

Sungguh, dirimu begitu kuat, dirimu begitu istimewa, dan bersyukurlah karena Tuhan menempatkanmu dalam keadaan seperti ini. Karena apa? Kamu akan merasa semakin dekat denganNYA, dan kian menyadari, bahwa cinta yang sebenar-benarnya cinta, adalah DIA sang pemilik cinta.
Hadirkan DIA, dan ucapkan “selamat datang cinta , aku siap untuk melangkah.” Dan untuk semua Single Parent…bersabarlah, bahagia ada dalam hatimu, sebelum dia benar-benar hadir untukmu.



Tidak ada komentar: